Yogyakarta: Masyarakat di Yogyakarta berebut gunungan dalam rangka memperingati hari raya Iduladha atau Grebeg Besar di halaman Masjid Kauman Yogyakarta, Rabu, 22 Agustus 2018. Ada tujuh gunungan berisi hasil bumi yang dikeluarkan Kraton Yogyakarta. Sementara, ada empat gunungan yang diperebutkan di halaman masjid itu.
Di antara warga berebut gunungan itu, dua warga berkebangsaan Maroko, Maryam Perez dan Hamzah ikut berebut isi gunungan. Sebagai seorang muslim, pasangan suami istri tersebut tertarik dengan kegiatan itu.
"Saya tidak tahu artinya apa. Bagi saya ini menarik, menarik untuk mengikuti," kata Maryam.Maryam dan Hamzah mendapat ketan warna-warni yang sudah dikeringkan dan ditusuk bambu. Mereka memegangi erat benda-benda itu dan memerhatikan sambil menerka akan diapakan.
"Saya sangat senang ikut (grebeg). Tapi saya tidak tahu untuk apa," kata dia.
Sementara itu, Sudarni, warga Wonosari, Gunungkidul rela datang sejak pagi untuk ikut grebeg. Ia mendapatkan sejumlah hasil bumi yang dirangkai dengan bambu.
"Ini nanti dipasang (di dekat) pintu, biar barokah. Fungsinya ya buat kelanggengan," ujarnya.
Manggalayudha Kraton Yogyakarta, Yudhaningrat mengatakan tujuh gunungan itu di antaranya gunungan lanang, gunungan wadon, gunungan darat, dan gunungan pawuhan. Ia mengatakan gunungan hasil bumi itu sebagai bentuk sedekah raja untuk rakyatnya.
"Tradisi grebeg sejak ada sejak Islam masuk Jawa, khususnya Demak. Dilakukan di Kraton Kota Gede, Kasunanan Surakarta, dan Kraton Yogyakarta. Ngarso Dalem (Sri Sultan Hamengku Buwono X) juga berkurban sapi dan kambing yang disebar di berbagai masjid," ujarnya.
(ALB)
http://jateng.metrotvnews.com/peristiwa/xkEnQ1rK-warga-asing-ikut-grebeg-besar-di-yogyakarta
No comments:
Post a Comment