Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan mata uang virtual atau cryptocurrency seperti bitcoin dinilai bisa menjadi solusi mengurangi penggunaan dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan ekspor-impor.
Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Pemerhati Bitcoin dan Blockchain Indonesia (PPBBI) Siswaryudi Heru mengatakan, saat ini sejumlah negara telah menggunakan bitcoin dan sejenisnya untuk pembayaran komoditas ekspor-impor seperti di batubara, nikel, minyak mentah dan perikanan.
"Seperti Arab, Iran, Jepang sudah gunakan. Ada banyak jenisnya, seperti coin batubara, coin perikanan. Di dunia sudah ada ribuan jenis," ujar dia di Hotel Grand Sahid Jaya, Rabu (12/9/2018).
Dia mengungkapkan, penggunaan cryptocurrency ini akan mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan dolar as dalam perdagangan internasional. Terlebih saat ini nilai tukar sejumlah mata uang, termasuk rupiah tengah terdepresiasi terhadap dolar AS.
"Arahnya pembayaran minyak pakai coin, bukan dari dolar. Kita kurangi ketergantungan dolar," lanjut dia.
Namun demikian, lanjut Heru, perlu adanya dukungan dari pemerintah berupa aturan yang baku agar penggunaan cryptocurrency ini menjadi legal dan dipercaya sebagai alat pembayaran.
"Di Indonesia sebenarnya sudah ada. Semua pasti ada risikonya. Makanya kita kerjasama dengan pemerintah, paling tidak ini untuk gejolak dolar. Ini akan bantu pemerintah dalam menahan gejolak uang giral, emas dan lain-lain," jelas dia.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3642107/atasi-gejolak-rupiah-bitcoin-diusulkan-jadi-alat-pembayaran-ekspor-impor
No comments:
Post a Comment